Peran Besar Andrew Scott Dalam ‘Fleabag’ Season 2 Tidak Dapat Digantikan
Telah banyak perbincangan mengenai karakter The Priest yang diperankan oleh Andrew Scott dalam serial Fleabag. Karakter ini justru lebih sering dipanggil sebagai Hot Priest dalam berbagai artikel dan postingan di media sosial. Alasan utama dari hal tersebut sebenarnya justru karena kisah cinta memilukan antara Fleabag yang diseimbangi dengan atraksi yang tak dapat dipungkiri antara keduanya. Kisah tersebut juga yang menjadi fokus utama di musim kedua sekaligus terakhir dari serial Fleabag.
Dalam sebuah wawancara bersama IndieWire, Andrew Scott mengakui ketertarikan di layar yang bahwa mengejutkan untuknya ketika ia menyaksikannya. “Seringkali ini menjadi pengalaman yang membuat stress karena Anda melihatnya untuk pertama kali dan Anda ingin ini bagus,” ujarnya. “Saya terkesima. Kami yakin bahwa kami memiliki hubungan yang baik. Namun ketika saya sungguh menontonnya, saya seperti, ‘Ya ampun! Ini luar biasa. Ini sangat bombastis.’”
“Phoebe [Waller-Bridge] dan saya memiliki ketertarikan yang hebat,” lanjut sang aktor. “Menurut saya ini hanya hal ajaib yang kadang terjadi. Lalu saya sangat, sungguh sangat senang bahwa keajaiban ini terjadi di sini.”
Phoebe Waller-Bridge tahu betapa pentingnya ketertarikan tersebut untuk menjual kisahnya. Ia pun memuji talenta Andrew Scott sebagai seorang aktor yang bisa menciptakan dinamika yang tepat. Jika dia tidak bergabung dalam jajaran pemainnya, musim kedua Fleabag mungkin tidak akan ada.
“Agama sudah menjadi tema yang ada di benak saya sejak awal sekali. Namun saya tidak tahu bagaimana untuk menangkapnya hingga saya memutuskan karakter The Priest,” ujar Phoebe. “Saya khawatir itu akan menjadi ide komedi yang terlalu mudah ditebak. Bahwa Fleabag, yang tidak mungkin pernah masuk ke gereka sebelumnya, bahwa dia harus menghadapi seorang relijius. Itu terlihat hampir terlalu komedi, terlalu seperti sitkom.”
“Namun kemudian ketika saya membayangkan Andrew Scott dalam peran tersebut. Lalu membuat film ini rumit dan tiga dimensional, dan semacam cocok untuk Fleabag. Ketika itu saya baru seperti, ‘Saya mendapatkan kisahnya sekarang,’” lanjut sang aktris sekaligus penulis naskah tersebut. “Semuanya tentang kedua orang ini dan bagaimana mereka memengaruhi kehidupan satu sama lain. Saya menghubunginya [Andrew Scott] bahkan sebelum saya menulisnya untuk melihat apakah dia tertarik untuk memerankannya. Lalu saya memberitahukan idenya karena saya pikir jika dia menolaknya, saya tidak tahu apakah saya akan bisa menulis karakter tersebut.”
Phoebe Waller-Bridge dan Andrew Scott telah mengenal satu sama lain sejak bekerja sama dalam sebuah pertunjukan di Soho Theater sekitar 10 tahun yang lalu. Pengalaman tersebut lah yang membuatnya yakin untuk memilih Andrew Scott untuk memerankan The Priest.
“Saya masih belum melupakannya,” ungkap sang aktris. “Dia sangatlah jujur hingga menakutkan. Ada sesuatu yang sangat berbahaya dalam caranya menjadi begitu jujur sebagai seorang aktor. Lalu dia memiliki begitu banyak kerumitan sehingga karakter-karakternya langsung menjadi menarik karena dimainkan oleh Andrew Scott.”
Untungnya, Andrew Scott menerima peran tersebut dan senang dengan bagaimana acaranya telah berjalan. “Mengenal Phoebe seperti itu, saya menyetujuinya dengan perasaan bahwa ini akan menjadi spesial,” ujar sang aktor. “Karakternya dipanggil The Priest. Namun menurut saya, saya akan sedikit lebih terintimidasi jika dia dipanggil Hot Priest.”
Adegan-adegan dengan Fleabag dan The Priest dipenuhi dengan energi yang kuat. Namun beberapa momen terkuat mereka terjadi ketika salah satu elemen dalam interaksi mereka dihilangkan. Contohnya, terdapat momen luar biasa ketika keduanya duduk berseberangan satu sama lain dalam sebuah ruangan di pertemuan Quaker yang sunyi. Sangatlah jelas bahwa mereka berdua sangat sadar dengan keberadaan satu sama lain.
“Terkadang kesunyian antara dua orang sama menariknya seperti dialog antara dua orang,” ujar Andrew Scott. “Antara ketika mereka mengatakan, ‘action’ dan ketika mereka mengatakan ‘cut’. Kami hanya berada di sana dengan satu sama lain.”
Namun serial ini juga bermain-main dengan keadaan yang terbalik. Ketika mereka sedang terpisah secara fisik namun terhubung hanya melalui suara mereka. Kejadian ini terjadi dalam pembuka episode pertama ketika The Priest berbicara kepada Fleabag dari luar pintu toilet perempuan. Hal tersebut terulang lagi ketika Fleabag memasuki kotak pengakuan dosa untuk menyebutkan ketakutannya.
“Menurut saya ini menarik sebenarnya. Kekuatan suara itu luar biasa karena kami hanya memiliki satu alat untuk menunjukkan apa yang kami rasakan,” ujar Andrew Scott. “Terutama dalam kotak pengakuan dosa. Menurut saya sangat penting bahwa hal tersebut menjadi jujur karena bertumpu pada pendengaran. Lalu dalam hal lain, menurut saya hal tersebut membuat Anda sangat sadar mengenai apa yang mungkin sedang dilihat. Lalu itu menyorot misteri mengenai apa yang sedang ia pikirkan.”
Karakter Fleabag terkenal atas kebiasaannya mendobrak ‘tembok keempat’ untuk memberi komentar ke arah penonton atau kamera. Namun di Season 2, The Priest menyadari momen-momen tersebut. Ia bahkan menanyakan Fleabag sedang berbicara dengan siapa atau ke mana pikirannya pergi ketika dia ‘menghilang.’
“Kami ingin The Priest menjadi karakter yang lebih menandingi Fleabag,” ujar Andrew Scott. “Dia seseorang yang tidak bisa diacuhkan oleh Fleabag begitu saja. Menurut saya dia juga cukup rusak dan dia mengerti kesepian.”